Lanjut ke konten

KIAT MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL

Februari 12, 2009

kick-andy

Anda dapat meningkatkan kemampuan memahami diri sendiri dengan cara sebagai berikut:

a. Belajarlah membedakan antara berpikir dan merasakan sesuatu. Benar-benar tahu bedanya “saya berpikir” dan “saya merasakan” jika anda ingin lebih tahu tentang diri anda sendiri. Bertanyalah selalu pada diri anda. Apakah kesimpulan yang anda ungkapkan berangkat dari pikiran atau perasaan? Contohnya: “saya pikir biaya kegiatan pelatihan ini terlalu mahal” dan “saya merasa peduli melakukan sesuatu yang berbeda sekarang”.

b. Bertanyalah pada diri sendiri bagaimana perasaan anda sepanjang hari dan jujurlah. Detak jantung yang cepat atau wajah anda yang menjadi merah karena malu atau bernafas pun sulit karena tertekan, semua ini adalah reaksi spontan. Tanyalah pada diri sendiri: “Apa perasaan sebenarnya dibelakang semua tersebut?” Inilah perasaan takut gelisah, semangat. Walaupun perasaan ini bisa menyakitkan, tapi jangan menyerah karena lebih baik hadapi sakitnya sekarang daripada berfikir rasional dan mengabaikannya, kemungkinan sewaktu-waktu kembali serta selalu menghantui diri Anda.

c. Terbukalah dengan berbagai masukan dari orang lain. Teman-teman Anda bias menjadi nara sumber untuk pencerahan tentang perilaku kita. Mintalah umpan balik dari rekan kerja bagaimana sikap dan perilaku Anda serta apakah Anda jujur pada diri sendiri. Sampaikan apa adanya, jangan memaksakan diri untuk menutupi diri ketika Anda tahu, dan sebaliknya jujur dan tulus sampaikan ketika Anda memang tidak tahu.

Beberapa Saran agar Kita Mampu Mengatur Diri Sendiri

· Pantaulah cara anda bicara secara cermat. Seringkali kita menggunakan cara bicara yang negatif karena kita berangkat dari kekhawatiran bukan kekuatan. Ini membuat perspektif kita tentang apa yang sedang terjadi menjadi sangat rancu. Berangkat dari kekhawatiran berakibat pada pengambilan keputusan yang buruk atau bahkan tidak mengambil keputusan sama sekali, sehingga kita merasa menjadi korban. Sebaliknya, rasa sadar diri dapat menuju pada kesediaan untuk bertanggung jawab, mengambil keputusan, dan biasanya juga berakibat pada pengambilan tindakan yang tepat. Dengan sendirinya, ada perasaan bahwa kita diberdayakan.

· Bertanggungjawablah terhadap tanggapan emosi anda. Jika anda siap untuk bertanggung gugat, maka anda mengakui kekuatan anda sendiri.

· Berjaga-jagalah terhadap pemicu emosi anda dan siapkan diri untuk mengelolanya. Kita semua mempunyai rasa enggan untuk melakukan hal-hal tertentu-membuat laporan, menggali informasi untuk menyelesaikan pekerjaan, mengubah jadwal perjalanan untuk sekian kalinya yang sering membuat kita menjadi emosi. Kenali hal-hal apa saja yang memancing emosi Anda dan redakan situasi sebelum terjadi lewat perencanaan dan persiapan yang baik. Sediakan waktu yang cukup, tempat yang sunyi untuk bekerja, musik yang menenangkan, apapun yang bisa menenangkan diri Anda dan mencegah terjadinya ledakan emosi.

· Jika ada situasi yang menyebalkan, cobalah untuk melihat dari sisi lain dan jadikan peluang pemecahan masalah. Jika Anda menghadapi situasi yang memancing reaksi emosional yang tidak diinginkan, kurangi kemarahan Anda dengan memusatkan perhatian pada perilaku yang memancing emosi itu, bukan orangnya. Jadikan perilaku itu sebagai masalah yang dihadapi, bukan orangnya yang bermasalah. Pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk tidak terpancing oleh perilaku itu di lain waktu.

· Gunakan humor! Ketika Anda merasa kesal, carilah sesuatu yang dapat membuat Anda tertawa. Tertawa bisa meringankan perasaan, membantu kita menggunakan kecerdasan dengan lebih efisien, dan membuat kita tidak terlalu kritis pada orang lain.

· Sadari kekuatan melakukan kegiatan menarik nafas panjang. Meningkatkan aliran oksigen ke otak bisa meredahkan ketegangan, mencerahkan pikiran serta mempunyai dampak menenangkan pada jiwa dan raga kita. Dengan menarik nafas panjang kita juga memperoleh waktu sedikit untuk berpikir sebelum membuka mulut dan bicara.

· Keluarkan diri Anda dari situasi itu dan lakukan kegiatan lainnya. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dengan menarik diri dari situasi buruk dan mengalihkan energi kita pada kegiatan baru, misalnya membersihkan ruangan, merapihkan meja, atau berjalanjalan sebentar mencari udara segar. Kegiatan-kegiatan ini bisa membantu Anda memperoleh kembali perspektif yang jernih, meningkat perhatian, dan memberi semangat baru sebelum kembali mengerjakan apa yang kita tinggalkan untuk sementara itu.

Beberapa Cara untuk Meningkatkan Motivasi Anda

· Sadari bagaimana Anda menjelaskan kemunduran pada diri sendiri. Jagalah agar tetap realistis. Anda dapat mengontrol dan memilih apa yang Anda pikirkan dan rasakan. Mengenali sejauh mana Anda bertanggungjawab pada kemunduran, dan sejauh mana orang lain atau situasi juga berperan, mempunyai pengaruh pada tindak lanjut yang Anda ambil. Tingkatkan semangat dengan tetap melihat persoalan pada tempatnya.

· Dapatkan semangat dari menghubungkan tujuan yang ingin Anda capai dengan nilai-nilai Anda. Jika Anda bisa mengaitkan hubungan antara apa yang dilakukan dengan sesuatu yang bernilai bagi Anda, serta melibatkan perasaan Anda, maka membangun momentum untuk melakukan hal tersebut menjadi lebih mudah. Pusatkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai sehingga pada akhirnya Anda mendapat kepuasan dari menyelesaikan pekerjaan apapun yang dilakukan.

· Kejarlah situasi ‘mengalir’ ketika bekerja. Mencapai situasi ‘mengalir’ ketika melakukan sesuatu, artinya diri kita secara menyeluruh terlibat dalam apa yang kita lakukan pada saat itu, tidak terpengaruh masa lalu ataupun masa depan dan otak kita begitu focus pada apa yang dikerjakan sehingga tidak peduli lagi pada hal lain dan menjadi ‘otak tenang’ karena dipenuhi dengan adrenalin. Perhatian menyeluruh seperti ini membantu kita untuk bisa mempunyai kinerja yang baik.

· Buatlah bayangan atas suatu situasi. Dengan menciptakan bayangan tentang situasi menantang yang akan dihadapi, Anda bisa mengalami perasaan yang muncul seolaholah situasi itu sedang terjadi. Dengan berlatih seperti ini kita bisa menenangkan perasaan dan mempersiapkan diri terhadap kejadian sesungguhnya. Di samping itu, kita akan menjadi lebih bersemangat dan percaya diri.

· Belajarlah terus! Dengan menambah alat-alat belajar baru, kita bisa menjadi semakin berbahagia dan lentur. Pengetahuan adalah kekuatan yang bisa memperkaya kita dalam menghadapi berbagai situasi yang tak terduga.

1207

Beberapa Teknik Meningkatkan Empati Anda

· Carilah petunjuk-petunjuk non-verbal sambil menyimak dan menangkap petunjuk–petunjuk verbal. Penelitian menunjukan bahwa komunikasi antar manusia hanya 7 % yang bergantung pada kata-kata. 38 % tergantung pada intonasi dan kecepatan bicara, sedangkan 55 % sisanya terungkap dari apa yang tidak dikatakan seperti bahasa tubuh, kontak mata, raut muka dan lain-lain. Simaklah dan amatilah tanda-tanda verbal atau non-verbal guna menilai emosi seseorang.

· Bersikaplah terbuka dan jujur tentang perasaan Anda. Komunikasi yang baik melahirkan kepercayaan. Semakin Anda terbuka dan mau menceritakan perasaan Anda, semakin tinggi rasa percaya dan keterbukaan yang akan Anda lahirkan pada orang lain. Semakin tinggi rasa percaya dalam lingkungan kerja maka semakin tinggi pula kualitas pekerjaan yang dilakukan dan dihasilkan.

· Bersikaplah konsisten sesuai pesan lisan dan non-verbal Anda. Apa yang Anda katakana harus sesuai dengan apa yang Anda lakukan. Yang menimbulkan kepercayaan. Misalnya, jika Anda mengatakan Anda senang bertemu dengan seseorang, tunjukan dengan senyuman, bukan dengan bersungut-sungut atau membuang muka.

· Pilihlah bersikap baik setiap saat dan dimana saja. Ada banyak cara untuk menyampaikan pendapat dan kritik. Anda bisa tetap jujur dan memberikan umpan balik positif yang meningkatkan rasa percaya diri orang lain. Umpan balik konstruktif dapat meningkatkan kemampuan orang lain. Menggunakan keduanya menunjukan bahwa Anda sungguh-sungguh berharap orang lain berhasil.

· Cobalah melihat sesuatu dari sisi orang lain. Empati berarti membayangkan apa yang di rasakan jika anda menjadi orang lain. Berikan kepercayaan kepada orang lain. Kita harus asumsikan bahwa semua orang melakukan yang terbaik dengan sumber daya yang mereka miliki pada saat itu. Keefektifan hubungan dengan orang lain. Kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri dan empati adalah pondasi untuk membangun hubungan yang efektif dengan orang lain.

Kelima unsur di muka menjadi unsur penting dalam membangun relasi-relasi sosial yang berkualitas dan mendorong kelompok atau orang lain untuk mampu bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Beberapa Teknik Mengembangkan Hubungan Yang Efektif

· Tularkan kegairahan dan semangat Anda serta mimpi Anda kepada orang lain! Semakin banyak orang lain merasakan semangat yang Anda miliki terhadap apa yang Anda kerjakan, mereka juga akan bersemangat. Dengan demikian apa yang Anda lakukan menjadi berarti bagi semuanya.

· Ciptakan lingkungan belajar yang bisa memberikan inspirasi. Jika anda menunjukan kejujuran, kepercayaan dan apresiasi terhadap orang lain, maka anda telah menciptakan lingkungan belajar paling tepat bagi semua untuk bekerja sebaik-baiknya.

· Bersedialah untuk membantu orang lain untuk terbuka menerima bantuan orang lain. Ini adalah ketrampilan terpenting yang harus dimiliki. Dengan membagi pengetahuan dan keahlian kepada orang lain, maka Anda juga membagi informasi kepada orang lain. Dengan membiarkan orang lain membantu Anda, maka Anda menunjukkan bahwa Anda bukan orang yang tahu segala hal.

Fasilitator lapangan perlu kecakapan emosional. Tentu saja tidak semua kecakapan emosional di atas harus dipenuhi oleh seorang fasilitator lapangan. Tetapi, seorang fasilitator lapangan andalan sekurang-kurangnya memiliki kecakapan pribadi dan ketrampilan social sebagai berikut:

· Percaya diri. Fasilitator harus percaya pada kemampuan diri.

· Kendali diri. Fasilitator mampu mengelola emosional dan tidak defensif.

· Sifat dapat dipercaya. Fasilitator harus memelihara kejujuran dan integritas.

· Minat. Fasilitator harus menunjukan minat pada orang-orang di sekitarnya.

· Empati. Fasilitator harus mampu menyimak apa yang dikatakan orang lain dan memahami perasaan orang lain baik dari kata-kata, nada suara maupun bahasa tubuhnya.

· Adaptabilitas. Fasilitator harus mampu menghadapi perubahan dan bersedia mengubah diri. Untuk dapat membangun keyakinan dan percaya diri kita khususnya sebagai fasilitator lapangan, ada beberapa langkah yang perlu ditempuh (sebagai alternatif untuk dipertimbangkan):

* Miliki citra diri yang baik. Jika kita bercermin, kita akan melihat kenampakkan diri kita sendiri. Sebenarnya tanpa cermin-pun kita mempunyai gambaran atau pandangan tentang diri kita. Gambaran tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap kenampakkan penampilan kita, tetapi lebih pada keseluruhan kepribadian kita.

* Pandanglah/anggaplah kecemasan itu seperti apa adanya.

* Jangan biarkan ketidakberanian menguasaimu.

* Kenalilah kebutuhan yang paling penting.

* Identifikasi kemampuan pribadi dan keberhasilan yang telah dicapai dalam menjalankan peran sebagai fasilitator.

* Singkirkanlah kelemahan-kelemahan yang kita miliki dan pusatkan pikiran untuk mengurangi atau menghilangkannya.

* Luaskan pengetahuan kita pada lingkungan di mana kita terlibat sebagai fasilitator.

* Bersikaplah sebagai fasilitator yang baik bukan pemberi solusi.

* Kembangkanlah kemampuan dan keterampilan diri sebagai fasilitator lapangan.

* Membangun keyakinan diri adalah tugas seumur hidup.

From → WACANA

2 Komentar
  1. DIAN NINGSIH permalink

    Salam Sukses Kick Andy… sungguh luar biasa aku suka banget isi tulisan ini.. kubaca disaat yang tepat… Semangat Untuk Diriku sendiri ^_^

  2. Anonim permalink

    Butuh sinergi antara hati dan pikiran dalam menjalani kehidupan

Tinggalkan komentar